Massa
liburan telah usai saatnya masuk sekolah. Awal masuk aku terasa bingung
karena mencari kelas yang tidak ketemu dan tidak ada teman, namun
ketika aku berjalan saya bertemu dengan Dyah Eka dan di sinilah kami
mencari kelas8F. Setelah sampe di kelas aki berharap akan mendapatkan
teman banyak di bandingkan dengan kelas 7. Ternyata dugaanku awal salah
karena semula aku berharap duduk dengan dyah eka tapi dyah telah
berjanjian dengan isni untuk duduk sebangku. Terpaksa aku duduk
sendirian.Dan ternyata wali kelas 8F saat itu adalah Bpak Priyo
Listyono.
Hari
demi hari ku jalani dikelas 8F waktu demi waktu terus berjalan akhirnya
aku mendapat teman sebangku yaitu Irma Dwi Syafitri.Kita selalu
bercerita dan bertukar pikiran satu sama lain dan dari sinilah kami
menjalin hubungan pertemanan yang di bilang lumayan akrab. Tetapi waktu
demi waktu berjalan kita berpisah tidak lagi duduk sebangku.Kami mencoba
mencari teman yang lain dan kami sepakat untuk mencari teman yang lain
dan kami sepakat untuk mencari teman sebangku yang lain. Dan akhirnya
aku duduk sebangku dengan Nugitha dan Irma duduk sebangku dengan
Asfiyatul.
Waktu
terus berjalan di kelas 8F kami semua telah merasa sudah betah di kelas
8F ini karena di kelas 8F ini banyak kekompakan yang kita jalani. Saya
pun bias menemukan sahabat baru di kelas ini di bandingkan dengan kelas7
lalu. Sosok sahabat yang seperti ini yang saya cari yaitu seperti
Nugitha, Mareta, Ovie, Eka, Atika, Dyah, Isni dan masih banyak lagi
sahabat yang bias ngertiin saya dan sebagai curhatan dimana aku
mempunyai masalah.
Dengan
semua sahabatku ini aku merasa tidak ingin brepisah dengan semua ini
karena tidak ada yang tidak mungkin di kelas 8F ini. Contohnya warung
atau anak-anak biasa memanggilnya dengan WARTEG GOLAXIS KEDELEPH karena
di waktu istirahat kita bisa selalu makan bekal yang kita makan dan
dapat bertukar-tukar berbagai makanan satu dengan lainnya secara
bergantian. Terkadang kita apabila di marahi oleh seorang guru maka
semua 1 kelas akan terkena imbasnya.
Tetapi
waktu demi waktu terus berjalan dan berputar setelah kita menempuh
pendidikan selama ±5bulan akhirnya kita semua harus berjuang untuk
menempuh Ulangan Akhir Semester. Kita semua harus belajar demi
mendapatkan hasil yang maksimal, dan yang sempurna supaya kita semua
bisa membawa nama baik GOLAXIS KEDELEPH. Ketika menjelang hari UAS kita
saling membantu sama lain dengan member kode seperti biasa anak ulangan
lakukan supaya teman yang lain mendapat nilai yang bagus agar nama
GOLAXIS KEDELEPH tidak hanya dikenal sebagai kelas nakal atau apapun yang guru katakan.
Berjuang
untuk menempuh UAS telah usai saatnya kita semua merayakan kesenangan
setelah kita mengerjakan soal-soal UAS supaya tidak stress saya dan
teman-teman melakukan jalan-jalan entah kemana tak tahu tujuan yang
selalu dilakukan mungkin pada hari jum’at setelah pulang sekolah atau
pada hari libur yang bbiasa anak-anak menyebutnya dengan BOLANG
BERJAMAAH. Kebetulan pada hari pertama kita bolang tujuannya adalah ke
skate bmx yah seperti biasa tujuanya adalah mencaripemandangan untuk
berfoto-foto bersama sebagai kenangan apabila kita sudah tidak
bersama-sama lagi.
Perpisahan
dengan anak-anak golaxis pun tinggal menghitung hari dan tibalah hari
tersebut datang. Semua teman-teman di 8F ini tidak menginginkan hari
tersebut karena hari itu adalah hari terakhir bersama 8F
“Hai, Fitri !” Teriak seseorang di balik pintu kelasku.
Tanpa menunggu lama aku pun bergegas memasuki kelasku, tampak tetesan air mata berlinang.
“Hei, ada apa dengan kalian?” Tanya isni.
“Apa kau tak menyadarinya? Hari ini adalah hari terakhir kita di kelas ini!” jawab mareta dengan nada pilu.
“Hmmm… Aku tahu semua tentang itu, semalam hanya itu yang ku fikrkan” Ucapku.
Pikiranku
memutar, mencoba mengingat masa laluku bersama mereka semua. Suasana
pagi itu ramai dengan tangisan dan penyesalan, tiba-tiba seperti ada
yang menepuk bahuku dari belakang dan membisikkan sesuatu padaku.
“Jangan bersedih, bangkitlah… Apakah hari ini kita isi dengan tangisan???”
“Dyah???” Sahutku.
Dia tak mengatakan sesuatu padaku hanya tersenyum kecil penuh arti.
“Kau benar Dyah!” Lanjutku.
Aku dan Dyah pun mencoba menghibur kawan lain dengan memberi semangat yang sama.
“Ini memang hari akhir kita dengan delapan-F, tapi ini bukan akhir dari persahabatan kita” Seruku dan Dyah serentak.
Satu
persatu dari mereka pun mengusap air matanya dan tak kusangka ternyata
Fiara yang kebetulan hari itu membawa kamera memotret kegiatan kami.
Kami pun bernyanyi bersama, sebagian bercerita, dan beberapa sedang
berlatih untuk lomba yang diadakan hari itu. Karena aku tak mengikuti
lomba jadi aku menghampiri Meitya yang sibuk mengotak-atik kamera Fiara.
“Hai, Meit…” Sapaku.
“Oh… hai Fitri, kelas kita memenangkan banyak perlombaan lho hari kemaren?”
“Benarkah itu? Apa saja?” Seruku.
“Tentu saja, banyak deh salah satunya lomba basket.” Jawabnya.
Aku
tak menyangka hari itu memang benar-benar hari yang mengagumkan dan tak
terlupakan. Waktu pun berjalan tak terasa jarum jam menunjuk ke angka
2, kami semua bersiap-siap masuk kelas.
“Eh… Bagaimana jika kita foto bersama untuk terakhir kalinya sekaligus kenang-kenangan?” Ajak Mareta di depan kelas.
“Ayo!” Ujar mereka antusias.
Setelah
kami berfoto-foto bersama, di bangku paling belakang tampak
segerombolan temanku sedang menumpuk tangannya satu per satu. Aku pun
mengikutinya dan tak lupa mengucap yel-yel Delapan-F dengan serentak.
“GOLAXIS KEDELEPH, Yeeeeeeeee!!!”
Beberapa temanku memelukku erat, meminta maaf padaku, dan begitu sebaliknya.
Dalam batinku berkata Good bye Kelas Delapan-F.