Rabu, 06 November 2013

Mengais Masa Lalu

Kamu selalu mengajari ku mengais-ngais masa lalu
Memaksa ku untuk kembali menyentuh kenangan
Terdampar dalam bayang-bayang yang kau gurat secara sengaja
Seakan-akan sosok mu nyata
Menjelma menjadi pahlawan kesiangan
Yang merusak kebahagiaan
Dalam kenangan kau seret aku perlahan
Menuju masa yg harusnya aku lupakan
Hingga aku kelelahan
Hingga aku sadar bahwa aku sedang di permainkan...
Inikah caramu menyakiti ku?
Inikah caramu mencabik-cabik perasaanku?
Apakah dengan melihat tangis ku itu berarti bahagia buat mu?
Apakah dengan menorehkan luka di hatiku?
Berarti kemenangan bagimu....
Siapa aku di matamu?
Hingga begitu sulit kau lepaskan aku dari jeratanmu...
Apakah boneka kecil mu ini dilarang untuk bahagia?
Apakah wayang yang sering kau mainkan ini dilarang mencari kebebesan?
Mengapa kau sering memperlakukan aku seperti mainan?
Kapan kau ajari aku kebebesan?
 Ajari aku caranya melupakan..
Meniadakan segala kecemasan
Meniadakan segala kenangan
Nyatanya derai air mataku hanya di sebabkan olehmu
Ajari aku caranya melupakan..
Sehingga aku lupa caranya menangis
Sehingga aku lupa caranya meratap
Karena aku selalu kenal air mata
Aku hanya ini tertawa
Sehingga hati aku mati rasa akan luka...

AKU DAN GOLAXIS KEDELEPH ALIAS 8F

      Massa liburan telah usai saatnya masuk sekolah. Awal masuk aku terasa bingung karena mencari kelas yang tidak ketemu dan tidak ada teman, namun ketika aku berjalan saya bertemu dengan Dyah Eka dan di sinilah kami mencari kelas8F. Setelah sampe di kelas aki berharap akan mendapatkan teman banyak di bandingkan dengan kelas 7. Ternyata dugaanku awal salah karena semula aku berharap duduk dengan dyah eka tapi dyah telah berjanjian dengan isni untuk duduk sebangku. Terpaksa aku duduk sendirian.Dan ternyata wali kelas 8F saat itu adalah Bpak Priyo Listyono.
       Hari demi hari ku jalani dikelas 8F waktu demi waktu terus berjalan akhirnya aku mendapat teman sebangku yaitu Irma Dwi Syafitri.Kita selalu bercerita dan bertukar pikiran satu sama lain dan dari sinilah kami menjalin hubungan pertemanan yang di bilang lumayan akrab. Tetapi waktu demi waktu berjalan kita berpisah tidak lagi duduk sebangku.Kami mencoba mencari teman yang lain dan kami sepakat untuk mencari teman yang lain dan kami sepakat untuk mencari teman sebangku yang lain. Dan akhirnya aku duduk sebangku dengan Nugitha dan Irma duduk sebangku dengan Asfiyatul.
       Waktu terus berjalan di kelas 8F kami semua telah merasa sudah betah di kelas 8F ini karena di kelas 8F ini banyak kekompakan yang kita jalani. Saya pun bias menemukan sahabat baru di kelas ini di bandingkan dengan kelas7 lalu. Sosok sahabat yang seperti ini yang saya cari yaitu seperti Nugitha, Mareta, Ovie, Eka, Atika, Dyah, Isni dan masih banyak lagi sahabat yang bias ngertiin saya dan sebagai curhatan dimana aku mempunyai masalah.
       Dengan semua sahabatku ini aku merasa tidak ingin brepisah dengan semua ini karena tidak ada yang tidak mungkin di kelas 8F ini. Contohnya warung atau anak-anak biasa memanggilnya dengan WARTEG GOLAXIS KEDELEPH karena di waktu istirahat kita bisa selalu makan bekal yang kita makan dan dapat bertukar-tukar berbagai makanan satu dengan lainnya secara bergantian. Terkadang kita apabila di marahi oleh seorang guru maka semua 1 kelas akan terkena imbasnya.
       Tetapi waktu demi waktu terus berjalan dan berputar setelah kita menempuh pendidikan selama ±5bulan akhirnya kita semua harus berjuang untuk menempuh Ulangan Akhir Semester. Kita semua harus belajar demi mendapatkan hasil yang maksimal, dan yang sempurna supaya kita semua bisa membawa nama baik GOLAXIS KEDELEPH. Ketika menjelang hari UAS kita saling membantu sama lain dengan member kode seperti biasa anak ulangan lakukan supaya teman yang lain mendapat nilai yang bagus agar nama GOLAXIS KEDELEPH  tidak hanya dikenal sebagai kelas nakal atau apapun yang guru katakan.
       Berjuang untuk menempuh UAS telah usai saatnya kita semua merayakan kesenangan setelah kita mengerjakan soal-soal UAS supaya tidak stress saya dan teman-teman melakukan jalan-jalan entah kemana tak tahu tujuan yang selalu dilakukan mungkin pada hari jum’at setelah pulang sekolah atau pada hari libur yang bbiasa anak-anak menyebutnya dengan BOLANG BERJAMAAH. Kebetulan pada hari pertama kita bolang tujuannya adalah ke skate bmx yah seperti biasa tujuanya adalah mencaripemandangan untuk berfoto-foto bersama sebagai kenangan apabila kita sudah tidak bersama-sama lagi.
Perpisahan dengan anak-anak golaxis pun tinggal menghitung hari dan tibalah hari tersebut datang. Semua teman-teman di 8F ini tidak menginginkan hari tersebut karena hari itu adalah hari terakhir bersama 8F
“Hai, Fitri !” Teriak seseorang di balik pintu kelasku.
Tanpa menunggu lama aku pun bergegas memasuki kelasku, tampak tetesan air mata berlinang.
“Hei, ada apa dengan kalian?” Tanya isni.
“Apa kau tak menyadarinya? Hari ini adalah hari terakhir kita di kelas ini!” jawab mareta dengan nada pilu.
“Hmmm… Aku tahu semua tentang itu, semalam hanya itu yang ku fikrkan” Ucapku.
Pikiranku memutar, mencoba mengingat masa laluku bersama mereka semua. Suasana pagi itu ramai dengan tangisan dan penyesalan, tiba-tiba seperti ada yang menepuk bahuku dari belakang dan membisikkan sesuatu padaku.
“Jangan bersedih, bangkitlah… Apakah hari ini kita isi dengan tangisan???”
“Dyah???” Sahutku.
Dia tak mengatakan sesuatu padaku hanya tersenyum kecil penuh arti.
“Kau benar Dyah!” Lanjutku.
Aku dan Dyah pun mencoba menghibur kawan lain dengan memberi semangat yang sama.
“Ini memang hari akhir kita dengan delapan-F, tapi ini bukan akhir dari persahabatan kita” Seruku dan Dyah serentak.
Satu persatu dari mereka pun mengusap air matanya dan tak kusangka ternyata Fiara yang kebetulan hari itu membawa kamera memotret kegiatan kami. Kami pun bernyanyi bersama, sebagian bercerita, dan beberapa sedang berlatih untuk lomba yang diadakan hari itu. Karena aku tak mengikuti lomba jadi aku menghampiri Meitya yang sibuk mengotak-atik kamera Fiara.
“Hai, Meit…” Sapaku.
“Oh… hai Fitri, kelas kita memenangkan banyak perlombaan lho hari kemaren?”
“Benarkah itu? Apa saja?” Seruku.
“Tentu saja, banyak deh salah satunya lomba basket.” Jawabnya.
Aku tak menyangka hari itu memang benar-benar hari yang mengagumkan dan tak terlupakan. Waktu pun berjalan tak terasa jarum jam menunjuk ke angka 2, kami semua bersiap-siap masuk kelas.
“Eh… Bagaimana jika kita foto bersama untuk terakhir kalinya sekaligus kenang-kenangan?” Ajak Mareta di depan kelas.
“Ayo!” Ujar mereka antusias.
Setelah kami berfoto-foto bersama, di bangku paling belakang tampak segerombolan temanku sedang menumpuk tangannya satu per satu. Aku pun mengikutinya dan tak lupa mengucap yel-yel Delapan-F dengan serentak.
GOLAXIS KEDELEPH, Yeeeeeeeee!!!
Beberapa temanku memelukku erat,  meminta maaf padaku, dan begitu sebaliknya.
Dalam batinku berkata Good bye Kelas Delapan-F.